bersendirian di kaki langit
memerhatikan wajah alam yang sayu
kelam dan semakin kelabu
mengingatkan daku
betapa aku terlalu penat
menyalahkan takdir
dan menunggu impi yang tak kunjung tiba
dalam kembara waktu
babak demi babak pengalaman kubelek
sambil diri mengutip sedar dan ilmu
alangkah lemahnya aku
bergelar manusia sepi
yang hanya mengharapkan
orang lain melengkapkan hidup?
haruskah aku terus menunggu
atau terus mematikan harap
ke depan meninggalkan segala keinginan
dan pasrah mengukir takdir sendiri?
No comments:
Post a Comment